>
Untaian Hikmah Ibnu Atha'illah Assakandari ( 3 ) | Untaian Mutiara Hikmah

Cari Blog Ini

Senin, 29 Juli 2013

Untaian Hikmah Ibnu Atha'illah Assakandari ( 3 )

سوابق الهمم لا تخرق أسوار الأقدار

 
Kerasnya semangatmu (sawabiqu al-himam) tidak akan mampu menembus DINDING taqdir Allah (aswar al-aqdaar)

سوابق الهمم لا تخرق أسوار الأقدار هذه الحكمة لما قبله وتصله أيضا لما بعدها كأنه قال إرادتك أيها المريد خلاف ما أراده مولك لاتجدى نفعا لأنه إذا كانت سوابق الهمم أي الهمم سوابق سريعة التأثير في الأشياء وهي قوي النفس التي تنفعل عنها الأشياء


Adapun beraneka ragam pesatnya kecepatan rasa ingin yang menggebu, yang diibaratkan seperti pesatnya laju kuda, tidak akan mampuh membelah berbagai bentengnya taqdir. 
Hikmah ini menjelaskan atas hikmah sebelumnya, dan juga pantas atas hikmah sesudahnya. (ka'annahu) Telah berkata mushonnif (iridatukal murid... ileh) "Adapun keinginanmu hai MURID - bertentangan atas sesuatu perkara yang telah dikehendaki (ditetapkan) oleh Allah maka tidak akan menemukan kemanfaatan. Karena sesunggunya tatkala terbukti pesatnya keinginan, yakni keinginan yang kukuh, yakni tepatnya sasaran dalam setiap perkara, maka hal demikian adalah dahsyatnya nafsu yang akan terjadi olehnya setiap perkara....

Dalam hikmah ini mshonnif menjelaskan atas hikmah sebelumnya bahwa janganlah bersandar kepada amal, walaupun pesatnya amal yang dibarengi cita-cita yang tinggi tidak akan mampu membelah atas ketentuan Allah yang diserupakan dengan benteng yg kokoh.

Qodar yang ini adalah ketentuan Allah yang sesuai dengan ilmunya Allah, yaitu yang disebut QODLO MUBROM. Nah..., ketentuan seperti ini tidak akan berubah walaupun dengan pesatnya keinginan para Nabi atau para Wali atau yang lainnya, sekalipun mereka adalah orang-orang fasiq, paranormal, tukang sihir, tukang tenung dan lain sebagainya.

Dan, hikmah yang ini menitik-beratkan mengenai "AMRUN KHORIQUN LIL'ADAT" perkara yang mampuh membedah adat kebiasaan, bukan hanya sebarang keinginan.

وتكون للولي كرامة ويقال فعل كذا بهمته إذا وجهها إليه فووجد ولغيره كساحروالعائن إهانة لا تنفعل عنها  االأشياء إلالا بتدير الله تعالى أي بإذنه سبحانه

Dan terbukti (sawabiqul himam) atas Wali adalah KAROMAH (kehurmatan), maka apabila seorang Wali berbuat pada sesuatu tatkala dihadapkan dengan HIMMAH-nya, maka terbuktilah. Sedangkan selain Wali adalah tukang sihir dan tukang tenung (ramalan), bagi mereka adalah IHANAH (penghinaan). 
Tidak akan terjadi berbagai perkara dari (sawabiqul himam) kecuali dengan taqdir Allah ta'ala, yakni atas dasar izin Alloh subhanahu wa ta'ala....

"AMRUN KHORIQUN LIL'ADAT" atau perkara yang mampuh membedah adat kebiasaan,

● Kalau datangnya melalui cikal bakal Nabi disebut Irhash.

● Kalau datangnya melalui Nabi disebut Mu’jizat.

● Kalau datangnya melalui Wali disebut Karomah.

● Kalau datangnya melalui orang Mu'min disebut Ma'unah.

● Kalau datangnya melalui orang Fasiq atau orang Kafir disebut istidroj.
 
Imam Abu Hasan al-Asy’ari dan al-Asya’irah mendefinisikan qadha `:

إرادة الله الأشياء في الأزل علي ما هي عليه فيما لا يزال فهو من صفات الذات عندهم

Kehendak Allah pada segala sesuatu (mahluk) sejak zaman azali telah berlaku menurut keadaanNya pada waktu adanya Qadho’ dan tidak akan pernah berubah karena itu adalah termasuk sifat untuk dzat Allah menurut pemahaman ulama’ (al-Asya’irah).

Al-Asya’irah menguraikan pemahaman qodar sebagai berikut:

إيجاد الله الأشياء علي قدر مخصوص, ووجه معين, كما أراده الله, وهو من صفات الأفعال لأنه عبارة عن الإيجاد

Allah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran tertentu, bentuk tertentu sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah sedangkan Al-qodar merupakan sifat perbuatan Allah karena sesungguhnya ia diibaratkan sebagai penciptaan Allah semata .

Himmah itu merupakan keinginan nafsu dan lahir dari kemauan manusia yang dikategorikan dalam berbagai situasi antaranya:

- Ahli sufi menyatakan himmah seorang wali dari segi keyaqinannya yang kuat kepada Allah.

- Orang yang Beruzlah (bertapa / menyendiri) juga memiliki keinginan yang kuat  sbagai cara untuk penyucian jiwanya

- Ahli maksiyat juga memiliki kemauan yang jahat
Penyihir pula memiliki tipu daya yang licik.

Dalam pengertiannya himmah itu terbagi dua yaitu sughro (kecil) dan kubro (besar).

Himmah sughro :

Keinginan manunusia yang tunduk  dan patuh kepada ujian dan tantangan yang di alaminya sebagai syarat tercapainya suatu tujuan.

Himmah kubro :

Keinginan hati manusia yang berhubungan dengan Allah tanpa pemutusan / tanpa washithoh (lantaran) sebagai bukti keyaqinannya dalam penyujian diri dan batinnya semata-mata hanyalah allah yang ada , dan Orang-orang yang Anugrahi Himmah kubro selalu berpegang teguh bahwa seandainya tidak karena kehendak dan kuasa Allah atas suatu usaha maka ikhtiar tidak memberi bekas dan tidak memberi manfaat sama sekali.

Tegasnya al-qodar itu adalah ILMU ALAAH (ariif) yaitu ketetapan Allah swt yang telah ditentukan sejak Zaman azali Terhadap semua makhlukNya.

Al-qodar itu berjalan dengan ILMU Allah ta’ala sedangkan sifat ilmu itu adalah  salah satu dari sifat dari dzat Allah yang wajib bagiNya dan mustahil ALLAH tidak bersifat demikian. Dalam masalah ini Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:

إن سائلا قال يارسول الله ما الإيمان

Ketika ada Seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW:

Wahai Rasulullah Apakah  iman itu ?

 قال: هو أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الأخروتؤمن بالقدر خيره وشره, حلوه ومره من الله تعالي

Nabi menjawab: Iman adalah percaya bahwa engkau beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-Nya, para rasulNya, hari akhirat dan beriman kepada qodar Allah baik dan buruknya, manis atau pahitnya adalah datang dari ketentuan Allah.

Meskipun kita wajib beriman kepada qodha `dan qodar, kita wajib juga berbuat / meninggalkan dan berusaha untuk mencapai apa yang dicita-citakan dengan izin Allah SWT juga IMAN adalah mumalah Batin dan USAHA (ikhtiyar) adalah Muamalah lahir sebagai wujud Ibadah secara kemanusiaan.

Renungkan beberapa firman Allah berikut ini:

1- إنا كل شيء خلقناه بقد ر

 Sesungguhnya Kami (Allah) telah membuat sesuatu menurut ketentuanNya masing – masing. (Surat al-Qamar: 49)

2 – و ما هم بضا رين به من أحد إلا بإذن الله

Mereka tidak dapat menghildar / menghilangkan bahaya dari siapa pun kecuali dengan izin Allah SWT.

3 – لن يصيبنا إلا ما كتب الله لنا هو مولانا وعلي الله فليتوكل المؤ منينقل

Katakanlah! Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah kami dan Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman wajib bertawakkal. (Surat al-Taubah: 51) 

3 komentar:

  1. Assalamualaikum. Mohon utk saudara masukkan sumber maklumat ini bagi mempermudahkan rujukan semua.

    Jazakumullah.

    BalasHapus
  2. Terimakasih ustadz atas uraiannya

    BalasHapus